PESAWARAN - Kabupaten Pesawaran memiliki potensi alam dan kerajinan tangan yang dihasilkan dari kekayaan alam, seperti batu alam dan marmer. Tapi sayangnya, sampai kini semua itu belum tersentuh investor maupun perhatian dari Pemkab setempat.
Ardi (40), salah seorang pengrajin batu alam yang ada di Kecamatan Padangcermin mengatakan, dirinya sudah puluhan tahun menekuni kerajinan tangan dari bebatuan ini. Bahkan sudah banyak yang sudah dihasilkannya.
Bentuk kerajinan tangan yang dibuatnya, antara lain meja taman yang terbuat dari batu hitam, ukiran kaligrafi serta hiasan dinding yang juga berbahan batu alam yang diambil dari dasar tanah persawahan.
“Untuk meja taman, saya menyelesaikan hingga tahap finising selama 1 bulan. Sedangkan untuk pembuatan kaligrafi dan hiasan dinding dapat dikerjakan hanya satu hari saja,” jelasnya.
Selama ini, dirinya sudah sering memasarkan hasilnya melalui pameran-pameran. Dengan mengikuti berbagai even pameran secara otomatis ia sudah mengenalkan kabupaten Pesawaran.
Meski demikian, dia mengaku selama ini para pengrajin batu alam di daerah ini masih belum ada perhatian dari pemerintah setempat, baik dalam hal pendanaan maupun pengembangan dan pemasarannya.
“Sebenarnya, jika pemerintah setempat mau memperhatikan usaha pengrajin kecil seperti kami, paling tidak akan bisa mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) untuk kabupaten ini,” ujarnya.
Dia merinci, untuk penjualan batu taman dijual dengan harga sekitar Rp3,5 juta hingga 5 juta/set, yakni 1 buah kursi panjang, 3 buah kursi kecil dan 1 buah meja. Sedangkan untuk hiasan dinding hanya dipatok harga Rp150 ribu hingga Rp300 ribu, tergantung kesulitan pembuatannya. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar